UMPR Dorong Suksesnya Implementasi Kampus Merdeka

UMPR : Rektor UMPR, Dr. Sonedi, M.Pd. bersama Para Pimpinan Fakultas terus mematangkan Penyelenggaraan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dari Kemendikbud

PALANGKA RAYA – Suksesnya pelaksanaan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) mahasiswa Universitas Muhamadiyah Palangkaraya (UMPR), terus diupayakan oleh Rektor UMPR beserta jajarannya. Salah satunya dengan mematangkan kesiapan setiap Fakultas dan Program Studi yang akan membantu saat pelaksanaan di lapangan.

Hal ini disampaikan oleh Rektor UMPR, Dr. Sonedi, M.Pd, di sela-sela Rapat Tindak Lanjut MBKM pada Senin (15/2).

“Ke depannya, penerapan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka di UMPR akan semakin intensif demi mendukung implementasi Kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kemendikbud (Kemendikbud),” ujar Dr. Sonedi, M.Pd, Senin (15/2).

Dalam Rapat Tindak Lanjut MBKM tersebut, para Wakil Rektor I, II, dan III, beserta Pimpinan Fakultas (Dekan) turut hadir. Para Dekan mengemukakan setiap program yang sudah berjalan terkait MBKM ini.

Dekan FISIP, Dr. H. M. Yusuf, M.A.P. mengemukakan bahwa FISIP dalam setahun terakhir ini sudah mulai menerapkan program MBKM ini. “FISIP sudah mencoba melaksanakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dengan cara mengirimkan dosen dan mahasiswa ke FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) pada semester ganjil 2020/2021. Selain itu FISIP sedang menjajaki kesempatan untuk program 3 Menteri yaitu Sarjana untuk Kepala Desa dengan program RPL,”sahut Dr. H. M. Yusuf, M.A.P.

Adapun Dekan FKIP, Hendri, M.Pd mengungkapkan bahwa FKIP telah melaksanakan Program Permata Sakti. “Dalam Program ini FKIP mengirimkan mahasiswa kuliah ke Perguruan Tinggi lain di luar Kalimantan dan mahasiswa lain kuliah di FKIP UMPR,”terang Hendri, M.Pd pada Senin (15/2).

Sebelumnya, Kemdikbud melalui Direktorat Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) menerbitkan pedoman kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).

Pedoman ini memberikan mahasiswa kesempatan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan kompetensi baru, melalui beberapa kegiatan pembelajaran di luar program studinya.

Perubahan kurikulum ini, juga selaras dengan peran pendidikan tinggi sebagai transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja. Kurikulum harus betul-betul menyiapkan learning outcome. Jadi, seorang sarjana itu harus bisa apa, skill apa yang harus dimiliki, dan kemampuan komunikasi seperti apa. Maka itulah kenapa kita harus mengubah kurikulum dan cara pandang kurikulum itu sendiri.

“Oleh karena yang dikerjakan terkait MBKM ini masih tahun pertama, maka akan terus ada Evaluasi dari Internal kampus agar penerapan MBKM ini semakin baik kedepannya sehingga UMPR dapat terus mendukung Implementasi Program dari Kemendikbud ini,” tutup Dr. Sonedi, M.Pd. (ap/my)